Sorotanwarga.com, Soppeng - Bantuan alat Combine dan pabrik penggilingan padi senilai lebih dari Rp1,4 miliar yang disalurkan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Ganra, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng kini terancam menjadi simbol kegagalan pengelolaan anggaran yang merugikan masyarakat.
Bantuan yang seharusnya memperbaiki kesejahteraan petani kini diduga terbengkalai, dengan alat yang rusak dan tidak memberikan manfaat seperti yang dijanjikan.
Ketua Lembaga Pemantau Korupsi dan Aparatur Negara (LPKN) Kabupaten Soppeng, Alfret Putra Surya Pandu, mendesak agar Aparat Penegak Hukum (APH) bertindak lebih agresif dalam menanggapi persoalan ini.
Ia menilai bahwa APH harus segera melakukan penyelidikan mendalam dan tidak boleh lagi menunda-nunda penyelesaian masalah yang jelas-jelas merugikan masyarakat.
”Bantuan ini tidak hanya gagal mencapai tujuannya, tetapi juga menjadi pemborosan anggaran yang seharusnya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kami berharap APH untuk lebih agresif dalam menangani masalah ini. Kenapa alat yang sudah lunas itu malah dibiarkan rusak tanpa ada usaha perbaikan?” kata Alfret.
Menurut Alfret, APH harus lebih aktif dalam mengusut tuntas penyalahgunaan anggaran dan memastikan tidak ada pihak yang memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan pribadi.
”Kami meminta agar APH bertindak dengan lebih agresif, turun langsung ke lapangan, dan memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan kepada Gapoktan benar-benar bermanfaat bagi petani. Jika ini dibiarkan, anggaran negara akan terus disalahgunakan tanpa pertanggungjawaban,” terangnya, Selasa (28/1).
Alfret menegaskan bahwa ini bukan hanya masalah di Desa Ganra, tetapi juga menjadi persoalan besar bagi seluruh Gapoktan di Kabupaten Soppeng.
”Tidak hanya di Desa Ganra, tetapi seluruh Gapoktan di Soppeng harus dimintai pertanggungjawaban atas penggunaan dana yang telah diberikan. APH harus lebih agresif dalam melakukan pengawasan agar tidak ada lagi pemborosan atau penyalahgunaan anggaran yang merugikan rakyat,” kuncinya.
(Penulis: Sahril)