Sorotanwarga.com, Soppeng - Proyek Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Pallae di Desa Timusu, Kabupaten Soppeng, dengan anggaran Rp195 juta diduga kuat menyimpang dari spesifikasi teknis.
Salah satu dugaan utama adalah penggunaan batu alam dari area persawahan petani, yang tidak sesuai dengan standar material yang telah ditetapkan dalam proyek tersebut.
Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk bertindak cepat.
”Ini bukan sekadar kesalahan teknis, tetapi mengarah pada potensi tindak pidana korupsi. APH harus segera memeriksa pelaksana dan pendamping proyek. Penyalahgunaan anggaran rakyat tidak boleh dibiarkan begitu saja,” ungkapnya.
Dia juga menyatakan pentingnya pengusutan menyeluruh terhadap dugaan ini.
”Penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi adalah bentuk penyimpangan yang harus diusut hingga tuntas. Ini membuka kemungkinan adanya pihak-pihak yang bermain dalam pelaksanaan proyek. APH harus segera memanggil semua pihak terkait untuk memastikan tidak ada manipulasi anggaran,” tegasnya.
Saat dihubungi, Ketua P3A Pallae, Andi Sainuddin, mengakui bahwa proyek ini menggunakan batu alam. Ia beralasan bahwa kondisi tambang batu di Soppeng yang tidak aktif menjadi penyebabnya.
”Iye, kami gunakan sebagian batu alam dikarenakan tambang batu di Soppeng banyak yang tidak aktif, sementara masa tenggang kegiatan tinggal beberapa hari lagi,” bebernya pada Rabu (4/12), melalui sambungan WhatsAppnya.
Namun, alasan tersebut dianggap tidak dapat membenarkan pelanggaran terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan.
Sejumlah sumber menyatakan bahwa segala bentuk penyimpangan harus dipertanggungjawabkan secara hukum, termasuk melibatkan pihak pelaksana maupun tim pendamping proyek.
Untuk itu beberapa pihak mendesak agar APH segera melakukan penyelidikan mendalam.
Jika terbukti ada penyalahgunaan anggaran, para pihak yang terlibat wajib diberikan sanksi tegas agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, Kamis (5/12).
(Penulis: Sahril)
