Soppeng, Sorotanwarga.com - Dalam panggung politik yang jarang menyaksikan perempuan berada di posisi puncak, Dr. H Andi Adawiah, Rektor Universitas Lamappoleonro (Unipol), telah muncul sebagai calon wakil pemimpin Srikandi pertama di Kabupaten Soppeng.
Sebuah prestasi bersejarah yang tidak hanya memecah stereotip, tetapi juga merintis jalan baru bagi kaum perempuan di Bumi Latemmamala ini.
Perjalanan hidup Andi Adawiah penuh dengan liku-liku yang sarat dengan pelajaran hidup.
Dihadapan ratusan mahasiswa Unipol, ia membuka lembaran masa lalunya yang diwarnai oleh tantangan ekonomi keluarga.
Sebagai anak dari seorang pensiunan dengan lima bersaudara yang juga mengejar pendidikan, situasi memaksanya untuk berjuang lebih keras dibanding teman-temannya.
“Di usia saya yang seharusnya fokus pada pendidikan, saya harus mencari cara agar tidak membebani orang tua saya yang saat itu hanya mengandalkan uang pensiun. Saya tahu pendidikan itu kunci, tapi saya juga tahu saya harus menemukan cara untuk melanjutkannya sendiri,” kenangnya dengan nada penuh haru.
Solusi datang melalui kreativitas. Andi Adawiah mulai membuat kue dan menjualnya. Dari usaha kecil-kecilan tersebut, ia berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membiayai pendidikannya.
Kue buatannya begitu diminati hingga salah seorang gurunya memperkenalkan produk itu kepada kolega-kolega lain, membuat bisnisnya semakin berkembang.
“Bagi saya, pendidikan adalah investasi terbesar. Setiap kue yang saya jual adalah langkah kecil menuju impian saya,” katanya dengan senyum penuh kebanggaan, Jum'at (13/9).
Kini, dengan pengalaman hidup yang kaya dan kepemimpinan akademik yang cemerlang, Andi Adawiah siap melangkah ke panggung yang lebih besar.
Pada Pilkada Soppeng yang akan datang, ia dipilih untuk mendampingi Andi Mapparemma, calon bupati yang dikenal dengan jargon "siAP-ADA".
Kehadiran Andi Adawiah sebagai calon wakil bupati perempuan pertama di Soppeng menjadi bukti bahwa batasan-batasan gender kini mulai terkikis.
Perjuangannya yang penuh dedikasi ini telah membuktikan bahwa tak ada mimpi yang terlalu tinggi bagi mereka yang berani bermimpi dan bekerja keras.
(Penulis: Sahril)