Namun di Kabupaten Soppeng, PWI kini tengah menghadapi tantangan besar dengan persaingan dari organisasi jurnalistik lain yang semakin merebak.
Untuk tetap eksis dan relevan di era yang terus berubah, PWI Soppeng harus melakukan perombakan dan regenerasi internal, dimana saat ini di Kabupaten Soppeng banyak wartawan muda yang memenuhi syarat dari Dewan Pers.
”Bagaimana mungkin bisa berkembang jika tidak mampu mengikuti perkembangan zaman? ,” kata Lantur salah satu anggota PWI Soppeng yang turut mendukung langkah regenerasi ini , Sabtu (6/7).
Di dalam organisasi ini, banyak wartawan yang sudah berusia lanjut dan cenderung lamban dalam menyikapi perubahan zaman.
Untuk itu, tiba saatnya bagi PWI Soppeng memberikan ruang kepada generasi muda yang telah siap dan mampu memimpin organisasi ini ke arah yang lebih baik.
Bukan tanpa alasan, banyak wartawan "Muda" di Soppeng yang telah memenuhi syarat dan mengikuti uji kompetensi yang ditetapkan oleh Dewan Pers.
Mereka memiliki semangat dan energi baru untuk membawa PWI Soppeng kembali bersaing dan menempatkan diri dalam kancah jurnalistik yang semakin kompetitif di Kabupaten Soppeng.
Lantur berharap langkah ini bisa mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, baik eksternal maupun internal PWI sendiri, dimana pengurus saat ini harusnya menyadari bahwa organisasi PWI Soppeng saat ini sangat terpuruk.
”Regenerasi adalah kunci kesuksesan bagi kelangsungan PWI Soppeng.Kita perlu memberikan ruang dan kesempatan kepada generasi muda untuk berkontribusi dan membawa angin segar bagi dunia jurnalistik di Soppeng,” jelas Lantur.
Diharapkan dengan langkah berani ini, PWI Soppeng dapat bangkit kembali mengukir prestasi baru, dan tetap menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan jurnalistik di daerah ini.
Semangat regenerasi pun kini menggelora, menandai awal dari era baru PWI Soppeng yang lebih dinamis dan adaptif.
(Sahril)