Sorotanwarga.com, Soppeng - Hasil survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada April 2024 mengungkapkan bahwa elektabilitas IAS sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap terjaga kuat berkat pengalamannya yang luas dalam pemerintahan.
Survei yang mencatat preferensi masyarakat Sulsel terhadap kandidat gubernur juga menyoroti faktor pengalaman dalam pemerintahan sebagai pertimbangan utama.
Mayoritas responden memilih IAS, mantan Wali Kota Makassar selama dua periode, dengan alasan tersebut.
Menurut survei SMRC, sebanyak 23 persen dari responden memandang IAS sebagai figur yang paling berpengalaman dalam hal kepemimpinan pemerintahan, melampaui petahana saat ini, Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (21 persen), Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan (17 persen), Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani (17 persen), dan mantan Bupati Sidrap Rusdi Masse Mappasessu (11 persen).
Dr. Baharuddin Hafid dari Universitas Megarezky Makassar (Unimerz) menafsirkan hasil survei ini sebagai cerminan kinerja dan kontribusi yang signifikan dari IAS di mata publik.
”IAS telah berhasil meninggalkan warisan yang berkesan di Makassar, baik dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi maupun dalam peningkatan tata kelola pemerintahan dan harmonisasi sosial keagamaan,” ujarnya pada Selasa (9/7).
Di bawah kepemimpinan IAS, Makassar mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, mencapai 11 persen pada tahun 2013, melampaui rata-rata nasional bahkan Tiongkok.
”Prestasinya tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi, IAS juga dikenal atas revitalisasi Lapangan Karebosi dan transformasi Pantai Losari, yang menjadi salah satu landmark kota,” ujarnya lagi.
Selain itu, kata Baharuddin, Keberhasilannya tidak hanya diakui lokal, tetapi juga internasional. Pada tahun 2014, IAS dinominasikan sebagai salah satu wali kota terbaik dunia oleh worldmayor.com, bersama dengan tokoh-tokoh seperti Ridwan Kamil dari Bandung dan Tri Rismaharini dari Surabaya.
”Bocoran hasil survei yang menunjukkan IAS sebagai cagub paling berpengalaman di pemerintahan adalah suatu kehormatan, karena IAS telah meninggalkan warisan yang manfaatnya dirasakan hingga saat ini,” kata Baharuddin.
Dikatakannya, Pencapaian IAS sebagai "Bapak Pembangunan Makassar" terus mengilhami banyak orang, dengan capaian bersejarah yang mencakup pemulihan Piala Adipura pada tahun 2013 setelah absen dalam waktu yang cukup lama.
”IAS juga dikenal atas inovasi dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk transformasi yang berkelanjutan di Kota Daeng,” bebernya.
Ketika ditanya tentang penghargaan TEMPO 2008, IAS mengaku sangat bersyukur atas apresiasi tersebut dan menegaskan komitmennya untuk terus mengabdi kepada masyarakat Sulsel dengan integritas dan dedikasi yang sama.
Dengan segudang pencapaian dan pengalaman yang dimiliki, IAS tidak hanya menjadi figur penting dalam politik Sulsel, tetapi juga teladan dalam membangun pemerintahan yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan.
(Sahril)
